GELAR AKSI DAMAI, ALIANSI RAKYAT TEGAL MENUAI DRAMA ROMANTIS

LPM Tanpa Titik - Seruan Aksi Damai menolak RUU bermasalah berlangsung romantis. Tanpa anarkis. Di saat aksi, diselingi para Polwan yang berjaga membagikan air minum, permen, dan bunga. Para peserta aksi pun menerima begitu saja, seiring jam yang menunjukkan pukul 10 pagi dengan terik mataharinya.


Acara yang diadakan oleh Aliansi Rakyat Tegal itu terdiri dari berbagai elemen. Tak hanya Mahasiswa Poltek, IBN, Stikes Bhamada, tapi juga dari kalangan pegiat literasi. Seperti dari Rumah Baca Semesta Kata dan Taman Baca Saung Beji.

Acara terlihat semakin damai sesuai taglinenya, saat orator menyampaikan tuntutannya. Suara tak begitu nyaring, kian menambah suasana tak berdering. Deretan Polwan yang berjaga di depan gerbang, turut menyaksikan sambil memfoto para penggelar aksi damai. Kesan anarkis, rusuh, dan menggebu-gebu pada para penggelar aksi selama ini, luntur pada Selasa, (1/10) di Alun-alun Hanggawana Slawi.

Setelah mendapat respon dari pihak yang ditunggu, yakni ketua DPRD, kembali acara berlangsung penuh damai. Gempita sholawat mengiringi penutupan aksi. Harapan dari penggelar aksi damai, tersampaikan tanpa tapi.
"Melalui aksi damai ini, kami berharap DPRD Kab. Tegal juga turut menyatakan sikap terhadap RKUHP bermasalah untuk disampaikan kepada DPRI RI. Dan Alhamdulillah, tuntutan itu, sudah ditandatangani ketua DPRD Kab. Tegal tadi," tutur Koordinator Lapangan, Wisnu.

Sekitar setengah dua belas, para penggelar aksi membubarkan diri. Namun, kejadian romantis kembali terjadi. Datang serentak dari arah depan Gedung Korpri Slawi, puluhan pelajar SMA/SMK di Kab.Tegal menemui. Mereka bagai adik yang tak rela meninggalkan kakaknya berjuang sendiri. Namun, para pelajar diblokade barisan polisi.

Adegan menyalami polisipun, jadi reaksi. Para pelajar diminta untuk kembali. Perwakilan dari Mahasiswapun mengucapkan terima kasih pada mereka untuk sekedar pelipur hati. Setelahnya, para polisi menawarkan pulang dengan mobil, namun mereka menolak karena mengganggap tak butuh dan masih punya kaki. Tak sampai di situ, para pelajar yang tak ijin sekolah, dinasehati perwakilan pihak polisi. "Kalian tidak bisa ikut aksi, kalau sudah jadi Mahasiswa, baru bisa ikut nanti," kata A. Mujahid, menasehati.

Reporter: Iqbal, Ade 

Penulis: Siti Rokhanah

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama