Akan selalu lahir BIDAK tanpa BUDAK

 Bentuk rasa syukur tidak pudar bagi para UKM IBN dalam mensinergisitaskan prokernya. Serta menjalani kerja nyata pada setiap organisasi maupun individualnya. Siang tadi kampus menjadi ladang kreativitas anak bangsa. Untuk bisa mengekspresikan dan menanamkan berbagai nilai kebersamaan.

Fenomena akhir-akhir ini membuat saya terpukau akan kegiatan mahasiswa Ibn. Mereka bersentuh mesra dengan UKM khususnya, karena sedang disibukkan dengan menata dan mengindahkah sekre (rumah kaca) barunya. Seperti Lpm Tanpa Titik, Pramuka Racana, Gemalawa Stapala dan Hadroh Junuudul Musthofa.

Sementara Stapala sendiri melakukan aksi menebang tanaman liar persis di sebelah timur parkiran Ekonomi Syariah. “Kami menebang agar terlihat padang/terang dan bisa menata kembali dengan tanduran seperti jagung, singkong dan tanaman lainya yang cocok pada tanah ini. Karena untuk bisa memetakannya ya dengan mengukur keluasan tanah yang gundul. Dengan itu jelas, berapa benih yang akan kita tandur akan memadainya,” Tutur Imam sebagai anggota Stapala.

Tidak larut disitu, UKM Hadroh Junuudul Musthofa ikut berlomba dalam mengreasikan sekrenya. Mereka mengecat ulang ruangan dengan warna hijau. Sebagaimana daun yang segar.  Tak luput, diramaikan anggotanya dimana hubungan mereka terlihat harmonis dengan semangat nan optimis. “Dengan adanya Sekre baru, semoga bisa menjadi ruangan yang multifungsi dimana memadai alat-alat dan menjadi tempat latihan yang baru. Dulu kita latihan hanya di masjid dan menjadi kontraversi lainnya. Walaupun dalam hati, kita juga memiliki ketidakenakan latihan dalam masjid, tapi mau bagaimana lagi. Hanya disitu yang bisa dimobilisasikan, tapi itu dulu,” Tutur lembut Irkham selaku Ketua UKM Junuudul Musthofa.

Dengan kedekatan Sekre, rasanya tidak andil andai Pramuka tidak ditanya dan tidak diaturi mewarnai dalam budaya tutur kehidupan ini dengan pertanyaan yang sama. “Apa harapan atau respon dibangunnya Sekre baru?” Dalam kumpulannya, salah satunya merespon “Dengan Adanya Sekre semoga keakraban sesama anggota semakin pekat dan memiliki intensifitas sendiri. Dikarenakan dulu memang kita tidak pernah jelas kumpul dimana. Dan semoga dengan adanya Sekre bisa menjadi ruangan saling akrab antar ukm lainnya," Ungkap Mala selaku sesepuh Pramuka Racana. “Dan agar bisa saling-membantu satu sama lainnya.” Pak Ilyas Selaku _Kamituwo_ Pramuka menambahkan.

Kejadian ini membuat kekuatan baru. Dimana mahasiswa selalu bersuara dalam upaya apapun untuk kontribusi. Baik keringat, langkah, dan harapannya untuk bisa menjaga kualitas culture Kampus IBN. Ini perlu disaksikan dan diabadikan, agar beregenerasi. Serta mereka yang sedang disibukkan akreditasi juga sesekali menjenguk para _Rencang Pawon_ dan beberapa pawang kampus. Karena mereka (para mahasiswa) melakukannya karena kepeduliaan, bukan kritikan yang kemudian menumpang nama untuk kekuasaan. Dari cara mereka bekerja, bersinergi dan saling berlomba-lomba kebaikan dalam khasanah tidak saling menyakiti, akan menjadi bahan dan bekal baru untuk bisa menjadi manusia yang manusia dan manusia yang memanusiakan manusia. Lho kenapa? Apa hubungannya? Itu terjadi diantara mereka (para mahasiswa) ketika tanah dan rumah dijadikan bagian darinya, jangankan kampus, bahkan masyarakat dan Bangsa Indonesia akan dijadikan bagian hidupnya. Tanpa menitip nama untuk kebiadaban mengatur dengan selera semata. UKM tidak menawarkan potensi, tapi memulainya dengan mencintai. Agar menjadi ahli, tanpa perlu melukai dan saling menyakiti.

Oleh: Azam

Nb:

Bidak; buah catur yang terdepan; pion; laskar Rencang Pawon; sebutan untuk Mahasiswa yang menyediakan diri menghidupi UKM

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama