Pergi Untuk Kembali
Hujan mereda disela senja
Tertitip surat yang tersirat
Saat kenangan menjelma
Wujud perlepasan mengikat
Bersama dulu, kau ajari logika
Bersama kini, kau ajari penderitaan
Bersama nanti, kau ajari rindu
Tak apa jika jejak rekam kita hanyalah kata-kata
Dan perjalanan kita bagai sajak yang terlempar kehidupan
Bagai angin yang menghantarkan temu
Kekasih, kini alam tak sebaik kita dimasa kecil
Dimana siul dan aromanya membuat menggigil
Terlepas dari ungkapan dan pernyataan
Kita memang berbeda dalam satuan persamaan
Kekasih, wajahmu akan terkenang oleh masa
Tanah yang akan menyibak dibalik warna
Hujan dan embun yang akan mengisi realita
Dan api yang akan membakar jiwa
Kekasih, kau berhak lelah namun kau tak boleh diam saja
Kau boleh menangis dipangukuan bumi namun kau jangan hilang arah
Kau boleh merengek dan mengemis namun kau jangan asing dengan Tuan yg sebenarnya
Kau boleh semuanya namun kau tak harus melakukan segalanya
Karena kekasih, Kau lebih indah daripada keindahan itu sendiri
Kau lebih mulia daripada kemuliaan yang kau kira dalam hati
Kau lebih hidup daripada kehidupan yang kau terka dalam mimpi
Dan Kau adalah segalanya dalam dirimu sendiri
Karena kau yang tahu siapa Kau dibalik renungan "Aku yang sunyi"
Kekasih, Kau pergi untuk kembali
16, Nov, 2020
Moh. Azam Khoeruman