Tak Lepas dari Biru
Pict : Pinterest |
Apa suatu kesalahan jika menghirup udara yang sama dengan memandangimu sebuah laut?
Dari deburanmu, ku nikmati aroma yang tak biasa
Dari birunya, ku temui kedamaian
Selepas pening, ku jumpai birumu
Tak ubah. Selalu dan senantiasa begitu
Disiapkannya perahu oleh nelayan
Tak lupa dengan dayung dan sapaan
"hey, Nak!! Mau sejauh apa kamu ingin melewati lautan ini?"
Tersenyum aku dibuatnya
Mungkin, berlayar diatas laut adalah takdir yang renyah
Bagi sebagian mereka yang tak banyak waktu untuk memilih
Tak perlu resah,
Apalagi menunda waktu. Harusnya.
Matahari dan bulan sudah terlalu lama bergantian di atas sana
Sudah banyak juga kembang dan daun bergantian
Harumnya masih sama, hanya rasa yang sedikit berpindah
Daunnya masih sama hijaunya, hanya rasanya yang sedikit berbeda
Ku pikir dan kurasa
Tertinggal, ditinggal, tapi tidak untuk meninggalkan
Terabaikan, tapi tidak untuk mengabaikan
Tersakiti, tapi tidak untuk menyakiti
Kiranya sulit ditemui disini
Meski bumi berubah menjadi rata, tidak lagi bulat
Kiranya bumi bisa terlihat hanya dengan satu arah dengan mudah
Pastinya akan mudah berjumpa dengannya
Yang tidak meninggalkan, mengabaikan, menyakiti,
Kembali ke laut biru
Rahmatnya Sang Pencipta tak mengenal waktu
Tak mengenal suku
Tak mengenal ragu
Berbeda dengan aku,
Tahunya masih ragu
Padahal waktu tak mungkin libur
Walau hanya sedetik
Rindunya kepada laut
Sedikit obat pengurang rindu
Di ujung sana ada si kembang yang layu
Malangnya nasib tak dapat ditolak
Jalannya kian merangkak
Dan tegaknya kian tak terelak
Bersabar dalam waktu
Berdoa.. Kelak ada tangan yang berbaik hati untuk merawatnya
Dilakukannya hari-hari tanpa henti
Penulis : Asbiq