Ngaji
Jurnalistik
Rabu,
5 Oktober 2022 Telah terlaksana Diskusi Rutinan LPM Tanpa Titik dengan tema “Ngaji Jurnalistik” yang dipantik oleh
Asyifa Suryani dan dimoderatori Fitri
Amelia. Kegiatan dibuka pada pukul 14:00 WIB-16:00 WIB Bertempat di kelas FSU.
Kegiatan
di awali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya tiga Stanza dan dilanjut ucapan
selamat datang dan terima kasih kepada anggota yang sudah menyempatkan hadir
dalam diskusi ini, kemudian diserahkan kepada pemateri yaitu Asyifa Suryani.
Asyifa
menjelaskan bahwasanya jurnalistik yaitu proses mengelola, menulis,
menyampaikan data secara fakta dan bersifat objektif. Asyifa juga menjelaskan ada empat kata dalam
jurnalistik yang memiliki arti berbeda.
Pertama adalah kata jurnal yang berati catatan atau laporan, kemudian
ada jurnalisme yang didasari jurnal dan mendapatkan imbuhan isme yang berati
paham atau ajaran. Maka, bisa diartikan bahwa jurnalisme adalah aliran atau
paham yang berkaitan dengan jurnalistik.
Adapun jurnalistik
sendiri mendapatkan imbuhan istik yang berarti kaitan. Artinya jurnalistik
adalah hal-hal yang berkaitan dengan kepenulisan, kewartawanan, atau berita.
Yang terakhir ada jurnalis yang bisa diartikan sebagai pelaku atau orang yang
mencari informasi, mengolahnya kemudian menyampaikan informasi tersebut.
Jurnalistik secara
harfiah bisa diartikan sebagai catatan atau kepenulisan. Sedangkan menurut
konseptual jurnalistik yaitu proses dimana kita mengolah dan mencari informasi
dengan aktual. Jurnalistik
juga merupakan salah satu pilar kebangsaan, terdapat empat pilar yang perlu
kita ketahui, yaitu eksekusif,
legislatif, yudikatif, dan pers atau jurnalistik.
Asyifa juga memaparkan
bahwa didalam jurnalistik terdapat empat komponen yang berisi informasi seperti
berita atau opini, informasi yang telah didapat kemudian disusun lalu informasi
tersebut bisa diserbarluaskan melalui media massa. Didalam berita itu sendiri
harus memiliki karakteristik yang aktual, faktual, penting dan menarik. Unsur
utama dalam pembuatan suatu berita haruslah terdapat 5W+1H. Bisa saja jika
didalamnya tidak ada unsur 5W+1H, akan
tetapi kemungkinan berita yang dibuat kurang sempurna. Oleh karena itu unsur
utama ini sangatlah penting dalam pembuatan suatu berita. Adapun untuk opini
bisa dibentuk artikel, tajuk rencana, opini mojok dan sebagainya.
Dari materi jurnalistik
yang dijelaskan oleh pematik timbul pertanyan dari peserta diskusi. Salah
satunya adalah Ilwan yang bertanya, “Bagaimana
ketika berita itu tidak aktual?”
Kemudian
Asyifa menjawab, bahwasannya didalam berita diusahakan harus aktual, karena
berita itu sifatnya hangat tidak basi. Jadi tetap di publikasikan walau hasil
tulisan kurang rapih tapi alangkah baiknya agar tulisan tersebut dirapikan
terlebih dahulu.
Kemudian
pematik juga memaparkan terkait dengan prinsip dasar wawancara yang terdiri
dari kejujuran, kecermatan dan keseimbangan. Serta adanya sembilan elemen
jurnalisme +1 yang disempurnakan, hal ini penting untuk kita pelajari, kemudian
adanya kode etik pers mahasiswa yang dikutip dari PPMI.
Hari
sudah semakin sore dan diskusi dicukupkan. Ditutup oleh moderator dengan
membaca sholawat maula yaa sholi…
Penulis
: Maharani