Malas Memperbaiki Diri Berkedok Be Yourself?
Pict : Khauany Gomes
Kita mungkin sering mendengar tagar-tagar yang
menyerukan istilah 'be yourself'. Istilah ini semakin dikenal baik
sebagai motto hidup atau sekedar untuk motivasi di era milenial. Namun
sebenarnya, apakah 'be yourself' itu sendiri? self-love adalah sebuah fondasi yang memungkinkan kita untuk
bersikap tegas, menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain, mengejar minat
dan mimpi, serta merasa bangga kepada diri sendiri. Oleh karena itu, penting
untuk mengelola self-love dengan baik.
Bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, 'be
your self' berarti 'jadilah dirimu sendiri'. Istilah ini mengandung
ajakan untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Karenanya istilah 'be
yourself' seringkali dijadikan caption pada banyak
postingan-postingan media sosial.
Namun pada kenyataannya, beberapa orang kurang tepat
dalam mengartikan istilah 'be your self' dalam kehidupannya. Banyak
diantara kita, yang berlindung dibelakang istilah 'be yourself' dan
secara tidak sadar mempertahankan kebiasaan-kebiasaan buruk yang sebenarnya
bisa dirubah, lalu mengatakan bahwa hal tersebut adalah bagian dari "be
yourself". Beberapa orang yang seperti ini, kadang ketika diberi
nasihat akan mengelak dan terus mencari pembenaran. Hal ini tentu tidak dapat
dibenarkan, karena maksud dari istilah 'be yourself' bukanlah seperti
itu.
Jadi, apa makna 'be yourself' sesungguhnya?
1. Be yourself bukan berarti terus menerus
membiarkan kekurangan diri
Setiap orang tentunya memiliki kekurangan. Mudah
emosi, mudah berkata kasar dan banyak contoh lainnya. Dalam konsep 'be your
self' kita tidak boleh mengesampingkan fakta dan terus membenarkan hal
tersebut. Namun tepatnya, kita harus memperbaiki kekurangan itu demi kebaikan
diri kita sendiri sekaligus orang lain.
2. Be yourself adalah menjadi versi terbaik dari
diri sendiri
Menurut Gordon Allport, manusia yang sehat secara
psikologis akan terus mengembangkan dirinya menjadi versi yang lebih baik.
Bukan hanya menepis kekurangan yang ada, melainkan harus terus memperbaiki diri
sampai pada versi terbaik.
3. Be yourself adalah tidak memaksakan diri menjadi
orang lain
“Bicara tentang mencintai diri sendiri, sebenarnya
itu merupakan praktik yang tantangannya berat sekali. Kita tinggal di Indonesia
yang menganut sistem kolektivisme; benar dan salah ditentukan berdasarkan
mayoritas," kata Elizabeth pada press conference yang pernah
dihadiri Tribunnews.
Untuk itu, Elizabeth mengatakan bahwa loving
yourself adalah keistimewaan yang sulit dicapai, namun sangat penting
dilakukan. “Kita sangat mudah menilai orang lain baik perilaku maupun sifat
mereka, tetapi kita jarang mengerti apa yang sebenarnya ada dalam diri kita.
Padahal love yourself adalah soal mendengarkan diri sendiri”.
Namun alangkah
baiknya self love harus diiringi dengan evaluasi untuk terus melakukan
perbaikan diri. Sehingga self love bukan menjadi sesuatu yang berat sebelah,
namun bisa membersamai dalam tiap langkah.
Penulis : Nurussyifa
Editor : Tim Redaksi