POLEMIK ORGANISASI EKSTRA KAMPUS di IBN TEGAL
Organisasi ekstra kampus
merupakan organisasi mahasiswa yang beranggotakan mahasiswa dan aktivitasnya
berada di luar lingkup perguruan tinggi. Organisasi ekstra kampus biasanya
berafiliasi dengan organisasi kelompok ideologi atau partai politik tertentu
walaupun tidak secara eksplisit. Organisasi ekstra kampus juga bisa digambarkan
sebagai organisasi mahasiswa independen yang tidak melekat pada pribadi kampus.
Organisasi tersebut memiliki jaringan yang lebih luas dibandingkan dengan
organisasi intra kampus. Beberapa contoh organisasi ekstra kampus yang sampai
saat ini masih eksis antara lain Pegerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII),
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Indonesia
(HMI), Front Mahasiswa Nasional (FMN), PKPT Ikatan Pelajar Nahdlatul ‘Ulama
(IPNU) dan lain sebagainya.
Namun dari sekian banyaknya
organisasi ekstra kampus, hanya ada satu organisasi ekstra yang berada di
Institut Bakti Negara (IBN) Tegal yaitu Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.
Hal ini tentu menimbulkan banyaknya persepsi miring di kalangan luar. Dalam hal ini, tentu kita bisa mencermati
ataupun memberikan stigma “Apakah organ ekstra tersebut sudah terlalu menguasai
kampus IBN Tegal?” ataupun pandangan terkait fenomena ini yang kemudian tersiar
kabar bahwa “IBN adalah kampus satu organisasi eksternal, yaitu PMII”. Hal ini
tentu sedikit kontradiksi dengan orientasi organisasi ekstra yang tidak melekat
dengan pribadi kampus.
Lantas mengapa organisasi ekstra kampus
lain tidak bisa masuk ataupun tidak ada di kampus IBN Tegal? Tentu ini menjadi
tanda tanya besar di kalangan pelaku organisasi mahasiswa. Banyak tersiar kabar
yang mengatakan bahwa sudah ada beberapa kali upaya dari organisasi
ekstra kampus lain untuk masuk ke kampus IBN Tegal. Namun dari beberapa sumber
menyatakan bahwa beragam cara penolakan justru datang dari pihak organisasi
tunggalnya saja, bukan dari pihak kampus IBN itu sendiri. Penolakannya pun
menggunakan beragam cara. Mulai dari dialog hingga puncaknya sampai kepada
intervensi pihak yang mencoba memasukan organisasi ekstra kampus selain organisasi
yang sudah melegenda tersebut ke kampus IBN Tegal. Pertanyaan kemudian muncul “Apakah satu organisasi ekstra tersebut sangat kuat di
kampus IBN Tegal? Dan mengapa penolakan itu terjadi?”. Jika dilihat dari
banyaknya senior organisasi ekstra (PMII) yang menjadi civitas akademi di
kampus IBN Tegal, jawabannya “iya”. PMII sangat kuat di lingkungan kampus IBN
Tegal. Penolakan tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa hal. Antara lain
khawatir timbulnya gesekan antar organisasi ekstra kampus yang kemudian dapat
mengganggu stabilitas keamanan kampus, atau bisa jadi tentang kekhawatiran akan perebutan kader
maupun anggota organisasi. Karena dalam hal ini, jika melihat jumlah
mahasiswa kampus IBN Tegal memang terbilang cukup minim untuk kategori kampus.
Namun, alasan-alasan yang
demikian harusnya bukan menjadi satu acuan dasar penolakan masuknya organisasi
ekstra kampus selain PMII di wilayah kampus IBN Tegal. Sebab, dengan adanya
keragaman organisasi di kampus IBN Tegal bisa menjadi satu daya tarik lebih di
lingkungan luar. Ditambah lagi dengan adanya keragaman ini maka peta persaingan
akan semakin ketat dan masing-masing organisasi
terus berupaya mengembangkan diri tanpa menjatuhkan pihak lain. Karena saat ini,
satu organisasi yang ada di ranah IBN hanya berdiri tunggal dan tidak ada
pesaing, tentu bisa jadi akan menimbulkan kenyamanan organisasi PMII itu
sendiri. Yang nantinya bisa membuat PMII tidak memiliki acuan untuk terus
memperbaiki organisasinya karena larut dalam zona nyaman karena tidak ada
persaingan atau kerjasama antar organ ekstra.
Maka dalam hal ini, perlu adanya
perbincangan lebih lanjut mengenai kemungkinan adanya organisasi ekstra kampus di
lingkungan IBN Tegal. Karena selain manfaat yang telah dipaparkan, masih banyak
manfaat lainnya terutama untuk kebutuhan kampus dan pribadi mahasiswa itu
sendiri, karena jika dilihat dari beragam tujuan organisasi ektra kampus, dapat
ditarik kesimpulan bahwa aktivis mahasiswa yang menjadi pegiat organisasi
ekstra ini nantinya dapat memberikan kontribusi bagi kampus dengan
segala ide dan pemikiran yang bermacam-macam dan bisa dijadikan satu menjadi
gagasan besar untuk kemajuan kampus IBN Tegal.
Oleh karena itu, setiap
organisasi ekstra harus menjunjung tinggi tanggung jawab dalam mengawal Tri
Dharma Perguruan Tinggi. Walaupun ideologi masing-masing berbeda, namun harus
tetap punya satu visi-misi. Yaitu memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan
kampus dan juga bangsa Indonesia. Karena perbedaan bukan untuk
perpecahan tapi justru memperindah sekaligus memberikan warna di lingkungan
kampus. Setiap organisasi berhak untuk tumbuh tanpa harus menjatuhkan
organisasi lainnya.
Penulis: Qomarul Munir