Kartini dan Jurnalis Perempuan Indonesia

Kartini dan Jurnalis Perempuan Indonesia
Pict by : Ilwan


LPM Tanpa Titik - Meskipun konde dan kebaya sebagai wujud perayaan hari Kartini sudah jarang kita lihat di berbagai tempat, tetapi makna Kartini tidak akan hilang karna tetesan makna perjuangan.
Kartini sangat pekat dengan perempuan, emansipasi dan keadilan sosial. R.A Kartini membuka jalan untuk perempuan khususnya di Indonesia.

Dari perjuangan Kartini, perempuan Indonesia diberikan jalan untuk menggapai impian. 
Hal ini tentu berkaitan dengan impian perempuan untuk menjadi jurnalis. Beberapa tempat memposisikan bahwa jurnalis hanya dapat disandang oleh mereka para lelaki, namun dengan adanya peran sosok Kartini, sampai saat ini jurnalis perempuan banyak ditekuni.

CEO Asian Views Yuli Ismartono pada salah satu forum diskusi ia menyampaikan bahwa dirinya dapat meliput satu kasus meskipun ia hanya seorang diri. Baginya liputan tersebut merupakan pengalaman berharga dalam impiannya di bidang jurnalistik.

Selain itu, Kartini membuka ruang bahwa opini perempuan juga perlu didengar. Kartini mengajarkan jurnalistik dengan budaya membaca dan menulis, maka perempuan harus memikili banyak pengetahuan dan sumber referensi yang baik dan benar untuk beropini. Kartini menggambarkan sosok perempuan dengan rasa ingin tahu yang tinggi untuk terus menggali pengetahuan. Maka hal ini berkaitan erat dengan sifat jurnalis.


Rosiana Silalahi juga menyebutkan bahwa kekuatan perempuan ada pada energi dan keberanian. Perempuan selalu punya energi di ruang-ruang redaksi. Rosi sangat berani dalam bertindak baik menulis maupun melakukan liputan untuk kebutuhan redaksi, baginya jurnalis adalah kehidupan yang berani. Ia belajar dari sosok Kartini bahwa ruang redaksi perlu kehati-hatian, dan sikap hati-hati harus diiringi dengan energi positif dan keberanian.

Berbicara sosok Kartini dan jurnalis perempuan, Indonesia sendiri mencetak banyak tokoh. Seperti halnya Najwa Shihab, nama perempuan yang tak asing di telinga kita. Ia merupakan seorang jurnalis perempuan Indonesia dengan semangat dan prestasinya yang mengudara. 
Pada tahun 2006, ia menjadi Jurnalis Terbaik Metro TV dan masuk nominasi Pembaca Berita Terbaik dalam Panasonic Awards. Tidak hanya itu, sejak tahun 2013 sampai 2018, Najwa terus menjadi nominasi dan memenangkannya sebanyak 2 kali. Kemudian, ia juga masuk ke nominasi ajang bergengsi tingkat Asia, yaitu Asian Television Awards untuk kategori Best Current Affairs/Talkshow Presenter pada 2013.
Saat ini, Najwa Shibah menekuni narasi TV dan Mata Najwa yang kerap kali membawa kasus-kasus politikus maupun kasus teraktual lainnya untuk didiskusikan dan disajikan kepada masyarakat Indonesia.

Kartini telah tiada, namun semangat Kartini tetap ada. Jurnalis perempuan di Indonesia yang sekarang ini sedang banyak berjuang adalah bentuk dari Kartini muda, Kartini era sekarang, dan Kartini yang akan terus melangsungkan. 

Selain Najwa Shibab, jurnalis perempuan juga banyak disandang di era sekarang, misalnya Rosiana Silalahi. Ia sebagai presenter yang dikenal kritik, pemberani dan genius. Ia juga pernah menjabat sebagai pempin redaksi di sebuah media. 

Menengok era terdahulu, Rohana Kuddus merupakan sosok jurnalis perempuan pertama yang mendirikan surat kabar Soenting Melajoe. Ia banyak berkontribusi dalam emansipasi wanita dengan mengupayakan pembangunan amal bakti, mengajarkan keterampilan dan pengetahuan kepada perempuan pribumi. Pada 7 November 2019 Rohanna Koeddoes dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden Joko Widodo. 

Bahkan, untuk mengenang jasanya, wajah Rohanna sempat terpampang di halaman utama mesin pencarian Google dalam doodle setahun sekali mulai tahun 2021.
Rohana ditemani oleh SK Tri Murti. Tulisannya yang terkenal tajam dan cenderung berani, sering menimbulkan kecurigaan Pemerintah Belanda saat itu. Ia pernah mendekam di penjara Blitar hingga 1943 karena memuat artikel yang berkampanye anti imperialisme dalam majalah Pesat.


Penulis : Faa

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama