LPM TANPA TITIK - Sabtu, 30 September 2023 telah dilaksanakan Sidang Raya Rencana Anggaran Pembelanjaan (RAB) yang diadakan oleh Senat Mahasiswa (SEMA) IBN Tegal. Acara tersebut bertempat di Aula IBN Tegal dengan dihadiri oleh perwakilan organisasi mahasiswa seperti SEMA, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) serta seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dengan delegasinya masing-masing.
Sidang
dalam rangka membahas rancangan anggaran belanja ini dimulai pada pukul 14:00
WIB, dengan diawali pembacaan ayat suci Al-Qur'an disusul menyanyikan lagu
Indonesia Raya oleh semua peserta.
Sebelum masuk pada inti persidangan, pimpinan sidang terlebih dahulu memberitahukan tata tertib dan beberapa ketentuan yang harus dipatuhi seluruh peserta saat acara berlangsung. Perlu diketahui, Sidang Raya RAB ini dilaksanakan guna memperhitungkan terkait seberapa besar biaya yang dibutuhkan untuk bahan, upah, serta kebutuhan lain yang berkaitan dengan pelaksanaan progam kerja tiap-tiap UKM selama 1 tahun kedepan.
Selanjutnya acara inti dimulai dengan pembacaan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) dilanjutkan dengan pengajuan RAB oleh masing-masing peserta. Namun, acara inti yang seharusnya berlangsung dengan lancar tersebut justru menimbulkan kekecewaan pada beberapa pihak.
Inti acara yang seharusnya bisa melibatkan seluruh peserta baik panitia, presidium, maupun penonton justru dapat dikatakan berjalan secara privat.
Dikatakan privat karena panitia tidak memberikan ruang
untuk forum guna meninjau dan memberi saran terhadap progam kerja yang
dirancang oleh tiap-tiap UKM. Padahal, masing-masing pihak terutama audiens
berhak bersuara terkait rancangan progam kerja beserta biaya apa saja yang
dianggarkan masing-masing UKM.
Persidangan semakin memanas kala peserta sidang semakin merasa hanya dijadikan patung saja dengan laporan yang dilakukan masing-masing UKM dan hanya ditinjau oleh presidium sidang tanpa memberi waktu audience untuk meninjau RAB dari masing-masing UKM yang akhirnya membuat suasana persidangan menjadi gaduh, sibuk, sendiri-sendiri dan gagal fokus pada persidangan.
Namun, ketika peserta
mengajukan keluhan anggota senat mahasiswa malah membela dengan mengatakan
"saudara hanya membuang waktu saja, sudah malam tapi terus memojokan
pimpinan sidang, dari pada terus di perdebatkan lanjutkan saja putusan
nya" ujar barok selaku anggota senat mahasiswa.
Kekecewaan peserta semakin bertambah saat seharusnya saudari Alma Rizqi yang bertugas sebagai presidium sidang, diganti dengan saudara Muhammad Ziaul Bilad tanpa ada pemberitahuan dan persetujuan dari forum.
Ini tentu menimbulkan kericuhan di
sela-sela acara berlangsung. Ketidakpuasan sistem sidang dan keteledoran
pergantian presidium tanpa persetujuan pada akhirnya hanya ditutup dengan kata
maaf oleh SEMA dengan dalih akan dijadikan sebagai pembelajaran guna acara
selanjutnya.
Selanjutnya, dalam pencairan Rencana Anggaran Belanja (RAB) masing-masing ORMAWA, SEMA, DEMA mengalami perubahan nominal. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan antara Rencana Anggaran Belanja (RAB) tahun sebelumnya dengan yang terjadi di lapangan.
Dana dari kampus keseluruhan untuk ORMAWA maupun UKM sedikit naik dari tahun sebelumnya yakni, sebesar Rp. 105.000.000. Dana tersebut berasal dari uang kemahasiswaan
sejumlah
Rp. 300.000 x 280 orang (mahasiswa baru) dan menghasilkan dana sebesar Rp. 84.000.000. Hasil ini kemudian
ditambahkan 21.000.000 oleh kampus agar genap 105.000.000 seperti anggaran
tertulis diatas.
Dana sebesar 105 juta tersebut sebagian besar dibagi untuk UKM prioritas seperti, LPM Tanpa Titik, Teater Cebong, Junudul Musthofa, STAPALA, dan Bara Musik.
Sebagian yang lainnya dibagi untuk UKM non prioritas seperti, Racana, Menwa,
Qof dan Olahraga. Untuk hasil akhir sidang pembagian anggaran dana
kemahasiswaan IBN Tegal dapat dilihat sebagaimana berikut.
1. DEMA senilai Rp. 13.000.000
2. SEMA senilai Rp. 12.000.000
3. Padus senila Rp. 2.500.000
4. Qaf senilai Rp. 3.000.000
5. Racana senilai Rp. 5.000.000
6. Olahraga senilai Rp. 4.500.000
7. LPM Tanpa Titik senilai Rp. 12.000.000
8. Bara Musik senilai Rp. 12.000.000
9. Teater Cebong senilai Rp. 10.000.000
10. Junudul Musthafa senilai Rp. 13.000.000
11. STAPALA senilai Rp. 13.500.000
12. Menwa senilai Rp. 4.500.000
Penulis : Tim Redaksi