LPM TANPA TITIK- Minggu, 21 Juli 2024- Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa Institut Agama Islam Bakti Negara Tegal ( KPUM IBN Tegal) telah menyelenggarakan debat kandidat calon presiden dan calon wakil presiden mahasiswa di ruang kelas Fakultas Syari’ah Ushuludin.
Acara ini diikuti oleh para perwakilan ormawa baik HMPS maupun UKM, tak ketinggalan pula perwakian dari masing- masing komting yang ada di kampus IBN Tegal. Kedua paslon capresma dan cawapresma yang sebelumnya telah mendaftarkan dirinya kepada KPUM IBN Tegal dan telah mengumpulkan syarat- syarat yang sudah ditentukan oleh KPUM, Kedua paslon tersebut adalah mahasiswa IBN Tegal semester 7 yakni paslon Islah- Tiara ( paslon no.1) dan pasangan Syafik- Nanda ( paslon no.2). acara ini dimulai dengan dimoderatori oleh Rifatun Ni’mah dan Diana Sri Utami (mahasiswa program studi HKI dan PAI semester 5 ), acara dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor III IBN Tegal Bidang kemahasiswaaan Dr. Zaki Mubarak atau para mahasiswa biasa memanggil Pak Zaki. Acara baru dimulai pada pukul 13.30 WIB, yang sayangnya terlambat dari waktu yang sudah terjadwal sebelumnya yaitu pukul 11.00 WIB.
Acara ini diselenggarakan menjelang dilaksanakannya pesta demokrasi mahasiswa yaitu Pemira ( pemilihan umum raya) yang akan di gelar pada hari Rabu tanggal 24 juli 2024 mendatang.
Pemilihan Umum Raya (Pemira) ini diselenggarakan oleh KPUM IBN Tegal untuk memilih Presma dan Wapresma DEMA IBN Tegal periode 2024/ 2025 seiring telah berakhirnya masa jabatan Presma dan Wapresma sebelumnya yaitu Ali Fajar Fahmi dan M. Maftuhi.
Dalam sambutanya, Dr. Zaki Mubarak atau Pak Zaki mengungkapkan rasa kekecewaan atas keterlambatan yang terjadi pada acara tersebut dan mengharap kepada semua mahasiswa IBN pada umumnya dan khusunya untuk yang menghadiri acara debat tersebut agar tidak membudayakan terlambat dan mengulur waktu serta belajar mendisiplinkan diri agar dapat menjadi agen perubahan di masyarakat tempat ia tinggal dan dapat bersaing di ranah global atau internasional sesuai jargon IBN yaitu ramah di lokal handal di global. Pak Zaki juga menyesalkan kurang nya kesiapan dari KPUM seperti tidak adanya baner dll.
Beliau juga menyampaikan beberapa amanat dari bapak rektor diantaranya yang pertama mengenai seminar kepemimpinan multikultural yang diadakan oleh DEMA kemarin ( Sabtu, 20 Juli 2024) yang tidak dimuat dalam bentuk tulisan di web atau media sosisal, yang kedua beliau menyampaikan mahasiswa IBN harus menjadi agen sosial, maka tidak hanya dibekali intelektual tetapi juga harus aktif dalam kegiatan kemasyarakatan di lingkungan tempat tinggal nya masing- masing, pesan yang ketiga adalah beliau berpesan kepada para calon DEMA bahwasanya agenda dan kegiatan DEMA dan SEMA harus bertaraf nasional atau internasional karena seharusnya di era disrupsi ini para mahasiswa dituntut untuk terus upgrade pengetahuan dan sains yang terus berkembang dengan sangat cepat. Terakhir beliau berpesan kepada para capresma dan cawapresma bahwasanya siapapun yang menang maka harus saling melangkah bukan saling menjatuhkan sesama mahasiswa IBN.
Acara berlanjut pada tahap penyampaian visi dan dan misi dari kedua paslon dimulai dari paslon 01 yaitu paslon Islah- Tiara yang mempunyai visi “ Bersama meningkatkan kecerdasan intelektual dan spiritual guna menghadapi tantangan global”, lalu dari visi tadi Islah- Tiara mempunyai 3 misi yaitu: 1) Mengadakan pelatihan berbasis sains guna meningkatkan potensi mahasiswa IBN Tegal, 2) Meningkatkan jiwa kepemimpinan mahasiswa IBN Tegal memulai kegiatan pelatihan leadership dan kecerdasan mental, 3) Menguatkan media aspirasi untuk melayani mahasiswa dan secara solutif.
Tak kalah dari paslon 01, paslon 02 yaitu Syafik- Nanda juga memaparkan visi- misinya, mulai dari Syafik yang memaparkan visi “Membangun SDM yang unggul, memiliki spiritualisme yang tinggi dan mampu beradaptasi dengan zaman”, lalu dilanjut dengan Nanda yang memaparkan beberapa misinya yaitu: 1) Membangun budaya literasi mahsiswa, 2) Sinegritas antar organisasi mahasiswa, 3) Aktualisasi nilai- nilai islami dalam lingkup kampus dan masyarakat.
Ditengah acara sempat terjadi ketegangan antara peserta yang menghadiri acara tersebut dan KPUM karena kelalaian KPUM yang pada awal acara belum menunjukan berkas persyaratan para calon presma dan wapresma yang pada saat itu hadir mengikuti acara tersebut. Berlanjut memanas ketika salah satu berkas persyaratan teringgal dirumah Helmi, ketua KPUM dan diselesaikan oleh persaksian Ahmad Muzaki yang menguatkan bukti bahwa berkas tersebut telah disampaikan pada beberapa hari sebelumnya.
Penulis: Fadlu Yauman
Editor: Tim Redaksi
Seorang Pak Zaki aja ketika berpendapat, tidak memegang rokok. Karena beliau tau, sekecil apapun forum yg notabene formal seperti debat kemarin, harus dihargai. Yang tidak bisa menghargai sebuah forum, bukan hanya saja dia tidak menghargai penyelenggara forum tersebut, tapi juga tidak bisa menghargai dirinya sendiri. Padahal kita udah punya dosen-dosen yg mencontohkan hal baik, yg sudah memberikan tauladan yg bisa kita contoh.
BalasHapusSeorang Pak Zaki aja ketika berpendapat, tidak memegang rokok. Karena beliau tau, sekecil apapun forum yg notabene formal seperti debat kemarin, harus dihargai. Yang tidak bisa menghargai sebuah forum, bukan hanya saja dia tidak menghargai penyelenggara forum tersebut, tapi juga tidak bisa menghargai dirinya sendiri. Padahal kita udah punya dosen-dosen yg mencontohkan hal baik, yg sudah memberikan tauladan yg bisa kita contoh.
BalasHapusCuma punya pesan kepada yg nantinya terpilih jadi PRESMA dan WAPRESMA, bahkan nanti KETUA dan WAKIL SEMA yang baru. Belajar dari hal-hal kecil juga, pertimbangkan semua langkah dan rencana, eksekusi semua program dg maksimal. Ketika belum yakin bisa menjadi pemimpin yg berhasil, gapapa. Minimal jadilah orang yg lebih baik ketika sedang menjabat, dan hargai hal sekecil apapun, teliti dan peka terhadap apapun, karena kalian pasti dilihat dan perhatikan banyak orang tanpa atau dengan kalian sadari. Tolong etika dan adab yg paling utama, humble boleh, slengean boleh, nyleneh boleh, tegas boleh, galak boleh. Tapi ingat bagaimana bersikap sebagai pemimpin yg baik ketika didalam forum dan diluar forum. Udud boleh, nakal boleh, tapi di rem. Tolong banget. Mahasiswa biasa seperti saya, akan menilai itu.
BalasHapusKata Pak Zaki cetaklah sejarah, apalagi ketika kita sedang menjadi pemimpin, jadikan masa kepimpinan kita penuh dengan keberhasilan, kebaikan, dan kemajuan. Simpel sih, ketika Mba Syifa Demis SEMA kemarin sangat memberikan kesan beliau berwibawa, bijaksana, tegas dan kalau diluar forum humble juga. Ada celah dan kurangnya pasti, tapi tolong minimalisir. Jangan karena ulah pemimpin sebuah organisasi kampus, merubah mindset mahasiswa kampus menjadi buruk terhadap organisasi tersebut.
BalasHapus