KONTROVERSI DEBAT CALON DEWAN EKSEKUTIF MAHASISWA IBN TEGAL


 Tegal, 23 Juli 2024 – KPUM (Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa) IBN Tegal telah melaksanakan kegiatan Debat Calon Ketua&wakil Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) acara ini digelar di Kelas Ekonomi Syariah pada tanggal 21 Juli 2024, acara yang dibuka langsung oleh wakil reKtor III yakni Dr.Zaki Mubarok,MSI menimbulkan beberapa kontroversi terkait ketidaklengkapan administrasi dan pelanggaran lainnya yang dilakukan oleh pihak-pihak lainya. 

Dalam hal ini terdapat beberapa fakta yang dapat tersajikan. yang pertama pelanggaran Administrasi paslon 01 tidak dapat menunjukkan surat rekomendasi dari partai mahasiswa, baik dalam bentuk fisik, file, atau foto. Pihak KPUM (Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa) mengaku bahwa berkas tersebut tidak ada dengan alasan tertinggal, masa meminta pihak KPUM untuk menunjukan bukti berupa file/foto dari berkas yang tertinggal namun tak juga menemukan titik temu.Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai peran partai mahasiswa jika tidak dijadikan sebagai salah satu syarat sah pengusungan calon Presiden Mahasiswa. 

Kedua pelanggaran Kode Etik, terdapat indikasi keberpihakan dari Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) terhadap Paslon 01. KPUM tetap melanjutkan sesi debat meskipun berkas-berkas Paslon 01 tidak lengkap. Ini menunjukkan bahwa KPUM tidak memperlakukan peserta pemilihan mahasiswa dengan adil dan setara, serta memperlihatkan ketidakprofesionalan dalam mengelola regulasi pemilihan. Ketua Partai Pardema Anggun Maha Dewi, dengan tegas menyatakan bahwa tindakan KPUM ini tidak mencerminkan prinsip keadilan dan netralitas. 

Ketiga, Fadli selaku Ketua Senat Mahasiswa mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan dalam acara debat kandidat PRESMA dan WAPRESMA, yang berujar “KPUM goblok” hal ini dapat dianggap sebagai pelanggaran hukum, karena masuk kedalam kategori perbuatan tidak menyenangkan.

Dr. Zaki Mubarak yang menekankan pentingnya mendisiplinkan diri, integritas dan transparansi dalam proses pemilihan. Namun, kontroversi muncul ketika Paslon 01 tidak dapat menunjukkan surat rekomendasi dari partai mahasiswa. Hal ini menjadi sorotan karena keberadaan surat rekomendasi ini sangat penting dalam proses pencalonan, menunjukkan dukungan resmi dari partai mahasiswa.

Anggun Maha Dewi menyatakan, "KPUM seharusnya tidak melanjutkan sesi debat jika berkas-berkas tidak lengkap. Ini menunjukkan bahwa KPUM tidak menegaskan regulasi yang jelas, terutama terkait satu organisasi yang mengesahkan dua rekomendasi sekaligus." Yakni Himpunan Mahasiswa HMPS PAI yang mengeluarkan 2 (dua) rekomendasi pada pasangan calon 01 sebagai ketua dan juga pasangan calon 02 sebagai wakil Kritik ini menggambarkan kurangnya ketegasan KPUM dalam menegakkan aturan dan mencerminkan ketidakseriusan dalam mengelola proses pemilihan, dalam perseteruan panas masa pendukung 01 & 02 memperlihatkan keberpihakan ketua Senat mahasiswa yakni Fadli yang ikut serta memberikan pembelaan terhadap paslon 01.

Pelanggaran administrasi dan kode etik ini mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Salah satu pengamat pemilihan menyatakan, "Ketidakmampuan untuk menunjukkan surat rekomendasi dan adanya keberpihakan dari KPUM merupakan pelanggaran serius terhadap aturan yang telah ditetapkan. Hal ini mencerminkan kurangnya tanggung jawab dan persiapan dari Paslon 01."

KPUM diharapkan segera mengambil langkah tegas untuk menindaklanjuti pelanggaran ini dan memastikan bahwa semua calon mematuhi aturan yang telah ditetapkan. Keadilan dan kesetaraan dalam proses pemilihan harus dijaga agar hasil yang diperoleh benar-benar mencerminkan pilihan mahasiswa.

Debat tersebut menjadi sorotan bukan hanya karena adu visi dan misi, tetapi juga karena serangkaian kejanggalan yang memperlihatkan betapa pentingnya integritas dan keadilan dalam proses Pemilihan Presiden Mahasiswa.


Penulis: Hilmi Simatul Abror

Editor: Tim Redaksi 

5 Komentar

  1. hilang respect sama Mas SEMA, ditambah lagi KPUM yang tidak profesional malah dibela sama Mas SEMA, padahal dengan sangat jelas harusnya diambil berkasnya, udh gitu menuduh mba anggun ga percaya sama KPUM dan menjudge KPUM gob*ok, padahal gada sama sekali pernyataan atau tindakan mba anggun yg menyudut kesitu, mba anggun hanya minta transparasi. Ehhhh malah ketua KPUM drama muka melas mau nangis dan semua berpihak ke KPUM. Ditambah lagi agak sedikit annoying sama mas ichsan yg mendominasi dan berlebihan, bahkan seperti kurang beretika terhadap para paslon dan moderator. Kecewa sih, pelanggaran malah dibela, meminta transparasi malah dituduh ga percaya. Jelas sekali ketidakpahaman Mas SEMA dengan konteks yg dimaksud mba anggun, dan yg lain anehnya malah membela.hahaaa lucu lucu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aww parah mas SEMA dalam forum itu

      Hapus
  2. (Lanjutan) Saya jujur berusaha sangat netral pada forum kemarin, dan memang kenyataannya saya bukan pendukung paslon 1 & 2. Oke, disini saya akan memberikan pandangan saya terhadap forum kemarin. Sebagai mahasiswa IBN yg tau bagaimana minat para mahasiswa IBN terhadap perpolitikan kampus, saya paham banget ga banyak yg minat terjun ngurusin politik kampus. Jadi, mungkin Mas SEMA merasa kemarin forum sangat santai, memang gada aturan baku dan panitia sudah bilang, forumnya santai aja, merokok boleh dll. Tapi alangkah baiknya sebagai Ketua SEMA ketika berbicara didepan, ketika memberikan pendapat, menyanggah, menambahkan dll. Bolehhhhhh wis bolehhh pake bahasa tegal seperti biasanya, tapi SAYA SANGAT MENYAYANGKAN KENAPA HARUS SAMBIL BAWA ROKOK SAAT MAJU DAN BERPENDAPAT DIDEPAN??? Telaah saja bareng-bareng, awalnya Mas SEMA mau membela habis-habisan KPUM sampe menuduh mba anggun dengan tuduhan mba anggun ga percaya dan seakan menganggap KPUM gobl*k, ehhhh kalau dipikir-pikir mas SEMA yang terhormat malah merendahkan KPUM dengan mencoreng serta mengotori forum debat kemarin. Bawa rokok saat berpendapat. Iyaaaaa santai banget forumnya, iyaaaa gabakal orang lain tau. Padahal sudah sangat jelas IBN Tegal salah satu kampus yg sedang berusaha menaikkan namanya dan dikalangan Tegal juga pamornya bagus luar biasa. Mas SEMA dengan seenaknya meremehkan forum tersebut. Bagaimana mahasiswa awam, para audiens yg notabene baru atau jarang ikut forum tersebut, yg ga kenal akrab sama Mas SEMA itu bisa jadi menghargai forum? bagaimana IBN mau maju klo SEMAnya aja begitu, bagaimana perpolitikan IBN maju klo hal-hal kecil seperti itu dilumrahkan? Tolong, mau seperti apa karakter kita, mau seperti apa panutan pemimpin kita. Kalau mau jadi yg nyleneh atau slengean, atau yg sangat amat santai, tetap hargai sebuah forum, sekecil apapun itu, sesantai apapun itu, kapanpun itu, dimanapun itu. Terimakasih. Maaf saya gedekkk banget sama kejadian kemarin, kecewa berat. Ga belajar dari hal kecil. Padahal ketika ingin kampus kita jadi besar, belajar membenahi hal kecil juga harusnya. (BUKTI NYATA OMONGAN SAYA ADA DI FOTO ATAS)

    BalasHapus
    Balasan
    1. IBN butuh pemimpin yang banyak aksi di depan maupun di belakang publik, kritis, dan bertanggung jawab atas kebenaran opini yg di sampaikan

      Hapus
  3. Saya sangat yakin kemarin yang hadir pasti banyak yg berkata didalam hati, bahkan secara langsung (contohnya temen saya yg duduk disamping saya) bahwa forum kemarin sangat tidak jelas. Apalagi dengan adanya ketidakadilan ttg transparasi (kaya menganggap enteng) padahal bisa aja kan pulang ambil dll. Sumpah demi apapun saya bukan dari bagian partai dan pendukung siapapun, tapi kemarin terlihat jelas bahwa forum sangat amburadul, moderator sudah sangat bagus, tapi dirusak oleh beberapa oknum. Bahkan dengan adanya Mas SEMA yg maju membawa rokok kedepan, pasti menambah pandangan audiens bahwa forum kemarin sangat tidak jelas.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama