ilustrasi by Dall E 3
Lautan Nafsu
Dari berbagai manusia di muka bumi ini, terdapat banyak angan juga keinginan dari pribadi masing-masing. Sering kali keinginan akan suatu hal dari setiap manusia dipengaruhi oleh lingkungan ia tinggal, lingkaran pertemanan bahkan juga tren yang ada pada media sosial. Oleh karenanya, kita seakan digiring untuk menginginkan suatu hal tersebut.
Pada dasarnya nafsu pada manusia merupakan suatu kewajaran dalam menjalani kehidupan, layaknya makhluk hidup lainnya yang membutuhkan makan, minum pasangan dan lain sebagainya. Secara alamiah nafsu bukanlah suatu hal yang buruk. Namun, hal itulah yang membedakan manusia dengan hewan karena manusia memiliki akal.
Perihal nafsu bukan hanya sebatas suatu keinginan yang merujuk pada seksual saja, tetapi juga berbagai macam keinginan yang tak terhingga dan hal tersebut dapat menjerumuskan kepada hal tidak baik jika kita kurang mampu mengendalikannya. Terkadang marah, iri hati, dengki itulah yang timbul jika tidak dapat mengendalikan hawa nafsu.
Dapat kita lihat dari perkataan Ummar bin Khattab “ Sesungguhnya lautan itu ada empat macam. Dosa adalah lautan hawa nafsu, nafsu adalah lautan syahwat, kematian adalah lautan umur dan alam kubur adalah lautan penyesalan.
Dari perkataan ummar dapat diartikan bahwa lautan pertama dijawab dengan lautan kedua, setiap manusia akan menjumpai kematian sedangkan kematian berkaitan dengan umur.
Maka tidak dapat kita hindari kapan dan dimana kita akan bertemu, maka persiapkan diri untuk menujunya. Sebab, adanya kematian tidak ada lagi yang bisa kita lakukan selain menunggu giliranya.
Lantas untuk apa kita mengurusi hal yang sebenarnya malah berbalik kepada kita sendri? Maka alam kubur akan menjadi tempat lautan penyesalan. Tangisanmu disana tak ada yang menghiraukan, teriakanmu tak ada yang mendengar, permohonanmu sudah jatuh tempo sampai batas waktu yang ditentukan.
Berselancar pada lautan nafsu tidaklah menjadikan dirimu bahagia, melainkan akan menjadi nafsu-nafsu yang lain. Hal tersebut dapat kita lihat jika keinginanmu tidak terpenuhi.
Maka kamu akan membicarakan orang yang tidak menurutimu tersebut, mencari keburukanya, mencelanya dan hidupmu tidak akan tenang.
Hal yang perlu kita lakukan untuk menekan laju nafsu pada diri kita adalah dengan berpuasa, puasa dapat diibaratkan memadamkan kayu bakar yang sudah membara. Kayu bakar sebagai nafsu, makanan sebagai api untuk memantik kayu bakar tersebut. Untuk mengurangi kobaran api tersebut maka perlu mengurangi bahkan menghabiskan bahan bakar tersebut.
Puasa dalam arti secara umum juga merujuk pada menahan sesuatu yang bukan menjadi kebutuhan kita. Kebutuhan dalam artian ingin memiliki sesuatu yang lebih dari yang sebelumnya. Padahal diluar sana juga masih banyak yang membutuhkan bantuan secara finansial, darinya akan menghindari dari sifat tamak, mau menang sendiri, egois dan lain sebagainya.
Nafsu juga dapat kita kendalikan dengan cara mengurangi tidur, layaknya binatang bringas dan nakal untuk menjinakanya dibuatlah lapar dan payah untuk menjadi jinak. Selama proses penjinakan tersebut perlu adanya kegiatan yang positif agar semakin jinak dan tidak bringas.
Penulis : Wan
Sumber: https://islam.nu.or.id
99 Nasihat Penyelamat
Hidup/Abu Jamal Ba’adilah/KhatulistiwaPress