Ahmad Sahroni Dicopot dari Jabatan Wakil Ketua Komisi III DPR RI: NasDem Sebut Ini Rotasi Strategis
Fraksi Partai NasDem resmi mencopot Ahmad Sahroni dari posisi Wakil Ketua Komisi III DPR RI dan memindahkannya menjadi anggota biasa di Komisi I DPR RI. Posisi barunya sah setelah surat keputusan ditandatangani Ketua Fraksi NasDem, Viktor Bungtilu Laiskodat.
Pengganti dan Perpindahan Jabatan
- Posisi Wakil Ketua Komisi III kini ditempati oleh Rusdi Masse Mappasessu, sebelumnya menjabat sebagai anggota Komisi IV.
- Sahroni resmi bergeser ke Komisi I, yang membidangi pertahanan, komunikasi, dan hubungan luar negeri.

Alasan Resmi NasDem: Politik Restorasi & Perkuat Fungsi Pengawasan
Ketua Fraksi NasDem, Viktor Laiskodat, menjelaskan bahwa perubahan ini merupakan rotasi strategis untuk memperkuat efektivitas pengawasan hukum oleh Komisi III, yang menjadi mitra lembaga seperti Polri, Kejaksaan, dan KPK.
“Kami ingin setiap kader bekerja sesuai kapasitas terbaiknya untuk rakyat. Ini bagian semangat restorasi Indonesia,” ungkap Viktor.
Kritik Kontroversial Sebelum Rotasi
Sebelum pemecatan, Ahmad Sahroni menuai kontroversi karena ucapannya yang menyebut pengkritik DPR sebagai “tolol sedunia” serta mendukung penahanan anak di bawah umur yang terlibat demonstrasi pernyataan yang viral dan memicu kecaman publik luas.
Meskipun demikian, Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Hermawi Taslim, menegaskan bahwa keputusan ini semata bersifat rotasi rutin, bukan sanksi atas pernyataannya.
Ringkasan Inti
Aspek | Rincian |
---|---|
Status Sahroni | Dicopot dari posisi Wakil Ketua Komisi III → menjadi anggota Komisi I |
Alasan NasDem | Rotasi strategis untuk memperkuat pengawasan hukum & semangat restorasi |
Penyebab Publik | Pernyataan kontroversial sempat heboh di media |
Pernyataan Resmi NasDem | Menyatakan rotasi ini prosedural, bukan sanksi |
Kesimpulan
Penggeseran Ahmad Sahroni dari posisi pimpinan Komisi III bukan hanya langkah internal fraksi, melainkan sinyal politik NasDem untuk memperkuat kinerja pengawasan hukum di DPR. Meskipun kontroversi pernyataannya memicu guncangan publik, partai menekankan bahwa rotasi ini adalah bagian dari penataan organisasi yang lebih adaptif dan responsif.