Staf KBRI Lima Tewas Ditembak di Peru, Motif Diduga Perampokan
Zetro Leonardo Purba, Penata Kanselerai Muda di KBRI Lima, tewas ditembak oleh orang tak dikenal di dekat apartemennya saat bersepeda bersama sang istri, Senin malam (1/9) waktu setempat. Wakil Menteri Luar Negeri, Anis Matta, menyatakan dugaan awal insiden ini mirip dengan motif perampokan, karena almarhum baru saja menarik uang dari ATM.
Kronologi Singkat Penembakan
- Zetro ditembak tiga kali dari jarak dekat ketika tiba di kawasan Lince, mencapai kepalanya, sehingga nyawanya tidak tertolong di Klinik Javier Prado, meski sempat dilarikan. Istrinya selamat dan kini dalam perlindungan aparat setempat.
- Polisi Peru menerapkan protokol Plan Cerco untuk mempercepat penyelidikan, termasuk analisis rekaman CCTV dan otopsi jenazah yang dijadwalkan.
Konfirmasi Pembunuhan Berencana
Menteri Dalam Negeri Peru, Carlos Malaver, menyatakan bahwa kasus ini tampak sebagai contract killing—pembunuhan atas pesanan. Tidak ada barang yang hilang dari almarhum, memperkuat indikasi bahwa tindakan ini bukan sekadar perampokan.

Respons Pemerintah dan Upaya Perlindungan
- Kemenlu RI telah meminta investigasi menyeluruh dan menyiapkan pemulangan jenazah almarhum ke Indonesia. Selain itu, kasus ini menjadi katalis untuk evaluasi sistem perlindungan diplomat di luar negeri.
- Persetujuan moral dan politik dari Presiden Peru turut digalang untuk memastikan penyelidikan berjalan transparan dan tuntas.
Ringkasan Fakta
Fakta Utama | Detail |
---|---|
Korban | Zetro Leonardo Purba, Penata Kanselerai Muda KBRI Lima |
Kronologi | Ditembak 3 kali saat bersepeda, dekat apartemen, istri selamat |
Motif Awal | Mirip perampokan (mengambil uang di ATM), tapi tidak ada barang hilang |
Analisis Peru | Otoritas menyebutnya serangan terencana (contract killing) |
Tindakan RI | Koordinasi diplomatik + evaluasi perlindungan staf luar negeri |
Kesimpulan
Kematian tragis Zetro bukan sekadar insiden kriminal, tapi juga menjadi alarm bagi pemerintah untuk memperketat keamanan diplomatik. Fakta tidak adanya barang hilang dan tembakan mengenai kepala membalikkan dugaan awal. Oleh karena itu, investigasi yang transparan dan realisasi kebijakan perlindungan diplomat menjadi kebutuhan mendesak.