[HOAKS] Video Dedi Mulyadi Promosikan Pinjol Ternyata Editan, Ini Faktanya
JAKARTA, 5 Juli 2025 — Belakangan ini beredar sebuah video di media sosial yang memperlihatkan Dedi Mulyadi, anggota DPR RI sekaligus tokoh publik Jawa Barat, seolah-olah sedang mempromosikan layanan pinjaman online (pinjol). Namun setelah ditelusuri, video tersebut dipastikan palsu alias hoaks.
📌 Video Palsu dengan Teknologi Deepfake
Klarifikasi ini disampaikan melalui kanal Cek Fakta. Video yang beredar tampak menampilkan wajah Dedi Mulyadi dan suara yang menyerupai dirinya. Potongan tersebut bahkan diedit dengan teks berjalan yang seolah-olah mendukung layanan pinjaman cepat.
Hasil penelusuran menunjukkan bahwa potongan video aslinya diambil dari konten vlog Dedi Mulyadi ketika ia sedang berdialog dengan warga. Video kemudian dimanipulasi menggunakan teknologi deepfake dan suara hasil voice cloning, sehingga terkesan nyata padahal kontennya menyesatkan.
🗣️ Tanggapan Resmi Tim Dedi Mulyadi
Pihak Dedi Mulyadi melalui tim media resminya menegaskan bahwa beliau tidak pernah mempromosikan pinjol apa pun, apalagi mengajak masyarakat untuk mendaftar melalui link tertentu.
Sebaliknya, Dedi justru sering memberi edukasi kepada warga agar lebih waspada terhadap praktik pinjaman online ilegal yang kerap menjerat masyarakat dengan bunga tinggi dan penagihan tak beretika.
✅ Tips Hindari Hoaks Video Pinjol
Agar tidak tertipu video palsu serupa, berikut tips praktis yang bisa kamu terapkan:
1️⃣ Cek sumber asli video. Pastikan diunggah di akun resmi, bukan akun kloningan.
2️⃣ Perhatikan kualitas suara dan gerakan bibir. Video deepfake seringkali terlihat tidak sinkron.
3️⃣ Cari klarifikasi. Jika ragu, cek di kanal resmi tokoh publik terkait atau situs pemeriksa fakta tepercaya.
4️⃣ Jangan sebar ulang. Membagikan konten hoaks bisa merugikan banyak pihak dan melanggar hukum.
📌 Kesimpulan
Video yang menampilkan Dedi Mulyadi mempromosikan layanan pinjaman online terbukti palsu. Konten tersebut adalah hasil editan dengan teknologi deepfake dan tidak sesuai dengan konteks video asli. Publik diimbau lebih hati-hati dan tidak mudah percaya dengan informasi di media sosial tanpa verifikasi.