NewsWorld

Iran Ancam Siap Hadapi Perang 10 Tahun dengan Israel, Ketegangan Timur Tengah Memanas


Pernyataan Keras Iran Bikin Dunia Internasional Cemas

Ketegangan di Timur Tengah kembali meningkat usai pemerintah Iran mengeluarkan pernyataan terbuka bahwa mereka siap berperang dengan Israel bahkan hingga sepuluh tahun ke depan jika situasi di kawasan terus memanas.

Pernyataan ini diungkapkan Juru Bicara Garda Revolusi Iran, Brigadir Jenderal Ramazan Sharif, dalam sebuah wawancara yang disiarkan stasiun televisi milik pemerintah.
Menurutnya, Iran sudah mempersiapkan segala skenario untuk konflik berkepanjangan dengan Israel.


Latar Belakang Ketegangan Iran–Israel

Perseteruan Iran dan Israel memang bukan hal baru. Sejak bertahun-tahun lalu, kedua negara terlibat konflik diplomatik, spionase, hingga aksi militer proksi di beberapa negara Timur Tengah.

Israel menuduh Iran mendukung kelompok-kelompok milisi di Suriah, Lebanon (Hizbullah), dan Gaza (Hamas), yang sering melancarkan serangan roket ke wilayah Israel.
Sebaliknya, Iran menuduh Israel sering melakukan serangan udara ke pangkalan militer Iran di Suriah.


Iran Klaim Siap Segala Skenario

Dalam pernyataannya, Jenderal Ramazan Sharif menegaskan bahwa Iran tidak gentar meski berhadapan dengan Israel yang memiliki teknologi militer modern dan dukungan Barat.

“Kami sudah memetakan semua opsi. Jika mereka berani menyerang, kami siap menghadapi pertempuran panjang, 10 tahun, 15 tahun pun kami siap,” ujar Sharif.

Ia juga menegaskan bahwa Iran tidak hanya mengandalkan kekuatan konvensional, tetapi juga jaringan milisi di berbagai negara.


Israel Tanggapi dengan Sikap Tegas

Menanggapi ancaman Iran, pejabat militer Israel melalui Juru Bicara IDF (Israel Defense Forces), Daniel Hagari, mengatakan bahwa Israel tidak akan membiarkan Iran memperluas pengaruhnya di kawasan.

“Israel tidak mencari perang panjang, tetapi kami tidak akan ragu menanggapi setiap provokasi. Kami punya hak membela rakyat kami,” kata Hagari, dikutip CNN Indonesia.

Israel belakangan gencar meningkatkan latihan militer bersama Amerika Serikat dan sekutu Barat lainnya sebagai bentuk kesiapan menghadapi eskalasi.


Sikap Amerika Serikat dan Negara Barat

Pemerintah Amerika Serikat mendesak kedua pihak menahan diri. Dalam pernyataan resminya, Gedung Putih meminta Iran tidak memprovokasi dengan retorika berlebihan.

“Kami mengawasi situasi dengan cermat. Kami mendesak semua pihak untuk menghindari tindakan yang bisa memicu konflik terbuka,” kata Juru Bicara Keamanan Nasional AS, John Kirby.

Meski demikian, AS juga memastikan akan tetap mendukung Israel secara militer jika situasi berkembang menjadi konflik besar.


Negara Arab di Sekitar Ikut Waspada

Negara-negara di kawasan Teluk juga mulai meningkatkan kewaspadaan. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dilaporkan memanggil duta besar mereka di Teheran untuk meminta klarifikasi.

Sementara itu, Lebanon, Suriah, dan Irak yang selama ini sering jadi ‘medan proksi’ antara Israel dan Iran, diprediksi bakal merasakan dampak paling awal jika konflik meletus.


Dampak Potensial bagi Stabilitas Timur Tengah

Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Teheran, Hossein Mousavian, menilai ancaman perang 10 tahun bisa membawa efek domino di Timur Tengah.
Menurutnya, konflik terbuka Iran–Israel akan mempengaruhi jalur energi global, harga minyak, serta stabilitas politik di banyak negara.

“Kalau Iran dan Israel benar-benar bentrok besar, pangkalan minyak di Teluk bisa jadi sasaran, jalur pelayaran terganggu, ekonomi global juga terimbas,” jelas Mousavian.


Ancaman Perang Siber dan Drone

Selain konfrontasi militer konvensional, pengamat juga menyoroti kemungkinan perang siber dan penggunaan drone tempur yang makin marak di kawasan.

Iran diketahui memiliki pasukan siber yang kerap dituding meretas fasilitas penting di Israel. Sebaliknya, Israel juga sering disebut terlibat dalam operasi siber untuk melemahkan program nuklir Iran.


Publik Iran dan Israel Bersikap Waspada

Di Iran sendiri, pernyataan siap perang ini disambut beragam. Sebagian masyarakat mendukung, tetapi ada pula yang khawatir konflik berkepanjangan akan memperparah kondisi ekonomi yang sudah sulit akibat sanksi.

Di Israel, masyarakat pun diingatkan untuk selalu waspada. Sejumlah kota di utara Israel yang dekat perbatasan Lebanon meningkatkan status siaga, mengingat Hizbullah disebut siap bergerak jika ada konflik besar.


Dunia Menanti Langkah Diplomasi

Ancaman perang panjang antara Iran dan Israel menambah daftar panjang konflik panas di Timur Tengah.
Para pengamat berharap pihak internasional segera mendorong dialog agar retorika perang tidak berubah menjadi kenyataan.

Sejarah membuktikan, setiap konflik di Timur Tengah selalu berdampak luas, bukan hanya bagi kawasan tetapi juga perekonomian global.
Kini, semua mata tertuju pada upaya diplomasi demi menghindari korban jiwa dan krisis lebih besar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *