Ketegangan Memuncak: Latihan Bersama AS-Korsel Picu Ancaman Nuklir dari Korut
Amerika Serikat dan Korea Selatan baru saja memulai latihan militer berskala besar Ulchi Freedom Shield, yang disebut oleh Korut sebagai provokasi langsung. DPRK di bawah pimpinan Kim Jong Un menanggapi dengan ancaman mempercepat ekspansi program nuklirnya.
Apa Itu Ulchi Freedom Shield?
Latihan yang dimulai pada 18 Agustus 2025 ini melibatkan sekitar 21.000 pasukan, termasuk 18.000 dari Korea Selatan—dan berfokus pada simulasi komando dan pertempuran nyata. Tujuannya adalah memperkuat kesigapan militer menghadapi ancaman nuklir Pyongyang dan menyelaraskan keahlian tempur kedua negara.
Simulasi tersebut mencakup:
- Serangan terhadap peluncuran rudal balistik Korea Utara
- Pertahanan terhadap serangan rudal jelajah
- Penanggulangan ancaman dunia maya dan gangguan GPS
- Pembelajaran dari konflik recent seperti Ukraina dan Israel‑Iran

Reaksi Pyongyang: Tuduhan dan Ancaman Balasan Keras
Kim Jong Un mengecam latihan itu sebagai bukti “niat memicu perang”. Ia menyatakan bahwa Korea Utara akan melakukan “ekspansi nuklir yang cepat” sebagai respons terhadap apa yang diidentifikasinya sebagai simulasi invasi.
Dalam lawatannya ke kapal perusak hang-tunggal terbaru, Choe Hyon, Kim menekankan bahwa eskalasi militer AS-Korsel adalah ancaman nyata terhadap perdamaian dan stabilitas regional.
Ringkasan Inti
Elemen | Detail |
---|---|
Latihan Militer | Ulchi Freedom Shield — latihan tahunan AS-Korsel, untuk kesiapan perang dan nuklir |
Reaksi Korea Utara | Menyebut latihan sebagai provokasi, berencana mempercepat pengembangan nuklir |
Komponen Latihan | Simulasi serangan rudal, pertahanan siber, penguatan tanjak lanjut |
Makna Strategis | Menunjukkan persepsi ancaman Korut dan sinyal kesiapan aliansi AS-Korsel |
Kesimpulan
Latihan militer Ulchi Freedom Shield mencerminkan kemitraan strategis antara Amerika Serikat dan Korea Selatan di tengah ketegangan nuklir dengan Korea Utara. Sementara latihan digelar untuk memperkuat pertahanan, reaksi agresif dari Pyongyang menandai eskalasi risiko yang berbahaya bagi stabilitas regional Asia Timur.