Fashion

Nikita Willy Dapat Kemeja Brioni di Pasar Senen Hanya Rp 60.000: Apa Itu Brioni dan Sejarahnya

Nikita Willy baru-baru ini menjadi perbincangan netizen setelah mengikuti tantangan thrifting di Pasar Senen bersama sang adik, Winona Willy. Dalam vlog di kanal YouTube-nya, ia menunjukkan detik-detik ketika menemukan sebuah kemeja bermerek Brioni dengan harga super murah: hanya sekitar Rp 60.000. Reaksi terkejutnya mencuri perhatian khalayak, terlebih karena Brioni dikenal sebagai salah satu brand fashion pria mewah dari Italia — bukan barang thrift biasa.


Temuan Tak Terduga di Pasar Senen


Dalam tantangan tersebut, Nikita hanya diberi dana Rp 300.000 untuk membeli baju bekas apa pun yang menarik. Ketika dia melihat tulisan “Brioni” di label kemeja tersebut, reaksi spontan muncul: “Ini beneran Brioni? Indra aja mungkin belum sanggup beli ini.” Perkataan ini merujuk pada suaminya, Indra Priawan Djokosoetono, yang dikenal sebagai sosok konglomerat. Situasi ini membuat suasana belanja jadi viral dan membuktikan fenomena thrifting bukan hanya tren anak muda, tapi juga disukai oleh selebritas dan kalangan atas.

Brioni: Rumah Mode Mewah dengan Sejarah Panjang


Brioni didirikan di Roma tahun 1945 oleh Nazareno Fonticoli dan Gaetano Savini, dengan filosofi craftsmanship tinggi dan desain elegan. Nama Brioni sendiri diambil dari Kepulauan Brijuni (Croatia), destinasi liburan mewah di Eropa yang pernah menjadi inspirasi pendirinya. Rumah mode ini mempopulerkan tailor-made suit pria di dekade 1950-an, termasuk fashion show pertama di Palazzo Pitti, Florence. Brioni juga dikenal karena mengoperasikan sekolah jahit eksklusif (Scuola di Alta Sartoria) sejak 1985 demi kualitas jahitan tangan yang tinggi.


Harga Pasaran Asli: Dari Puluhan Juta hingga Ratusan Juta


Menurut situs resmi dan sumber lain, kemeja Brioni terbaru dibanderol mulai US$695 hingga US$1.600, atau sekitar Rp 11–26 juta. Setelan jasnya bahkan bisa mencapai lebih dari Rp 100 juta. Artinya, barang yang Nikita temukan memiliki margin harga lebih dari 99% jika asli. Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah ini barang autentik vintage, atau label imitasi? Namun pengamat bahan dan jahitan meyakini bahwa jenis kain tua seperti Brioni vintage masih sering muncul di pasar loak klasik karena sifat awetnya.


Mengapa Thrifting di Pasar Lokal Bisa Menemukan Brioni?


Menurut tren global, barang branded bekas dari era 1980–1990 masih banyak tersedia di pasar thrift karena dikoleksi generasi sebelumnya atau dijual dalam lelang lokal. brand-brand Eropa lawas pun terkadang muncul tanpa label harga tinggi di pasar tradisional. Selain itu, para kolektor thrifting sering menyebut momen ini sebagai “jackpot”, ketika label mewah ditemukan di antara tumpukan pakaian biasa. Influencer dan selebritas seperti Nikita memicu tren bahwa barang mewah bisa juga dimiliki lewat thrifting.


Respon Publik: Dari Kagum hingga Lucu


Video tersebut langsung viral di media sosial, diikuti komentar dari warganet yang menyebut: “Even suami konglomerat pun belum tentu punya ini!” hingga “Old money banget!” Banyak juga yang menyebut ini sebagai bukti bahwa thrift shopping bisa menyimpan kejutan luar biasa. Selebriti lain dan influencer fashion lalu mengadaptasi konsep thrift luxury hunting sebagai hiburan sekaligus edukasi soal gaya hidup sustainable.


Apakah Kemeja Itu Asli atau Tidak?


Meskipun label Brioni asli memiliki harga tinggi dan reputasi craftsmanship, sulit memverifikasi keaslian hanya dari foto atau label thrift. Perlu pengecekan bahan, jahitan tangan, nomor seri, atau kode produksinya. Namun pengalaman menemukan barang branded di pasar thrifting bukan hal yang mustahil, terutama jika produk vintage dan kualitasnya masih baik. Banyak reseller dan kolektor vintage yang terinspirasi dari temuan seperti ini untuk menggali nilai nostalgia dan fashion heritage.


Makna Lebih Besar dari Tantangan Thrifting Nikita


Aksi thrifting Nikita mengundang diskusi lebih luas soal budaya fast fashion dan sustainability. Thrifting dinilai sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan, karena memperpanjang masa pakai pakaian dan mengurangi limbah tekstil. Selain itu, thrifting membuka peluang menemukan barang unik yang tak bisa dibeli di toko baru, baik dari segi kualitas maupun cerita di baliknya. Sebagai public figure, Nikita mempopulerkan konsep bahwa barang branded tak selalu harus dibeli baru atau mahal.


Kesimpulan
Nikita Willy menarik perhatian publik lewat temuan kemeja Brioni di Pasar Senen seharga Rp 60.000. Pengalaman ini bukan hanya kisah menarik tentang thrifting, tetapi juga membuka wawasan soal label fashion mewah, warisan busana vintage, dan pentingnya sustainability dalam budaya berpakaian. Label Brioni yang sarat sejarah kini menjadi simbol pencapaian kecil yang memberi inspirasi besar: fashion mewah bisa muncul juga dari lorong pasar lokal, asalkan mata dan keberuntungan berpihak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *